Jumat, 21/06/2013 17:03 WIB
Pembangunan perpustakaan itu sudah mulai dibahas antara Komisi X, Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).
Ketua Komisi X Agus Hermanto mengatakan semua fraksi di DPR menyetujui pembangunan perpustakaan itu.
"Tugas dari perpustaakan ini kan mencerdaskan kehidupan bangsa, kalau gedungnya apa adanya, orang jadi tidak gemar membaca," kata Agus kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (21/6/2013).
Untuk pembangunan perpustakaan ini, Perpustakaan Nasional mengajukan anggaran multiyears sebesar Rp 680,6 miliar. Rencananya, pembangunan ini dilaksanakan selama tiga tahun. Dengan anggaran masing-masing di tahun pertama sebesar Rp 199,25 miliar, tahun kedua Rp 231,652 miliar dan tahun ketiga Rp 249,808 miliar.
Namun pengajuan anggaran ini berbeda dengan asumsi pembangunan dari Kementerian Pekerjaan Umum yang telah menerbitkan Surat Rekomendasi nomor BU 0106-Cb/3444 tanggal 26 September 2012 tentang analisis kebutuhan biaya pembangunan gedung fasilitas layanan Perpustakaan Nasional seluas 50,445 meter persegi. Dari Kemen PU, untuk membangun 24 lantai plus dua basement, 'hanya' dibutuhkan dana sebesar Rp 466,688 miliar.
"Tentunya ini sedang disiapkan secara administrasinya. Namun suatu ide gagasan yang sudah dituangkan bentuk desain sudah dilaksanakan," ujar Agus.
Pembangunan perpustakaan yang rencananya akan berdiri di Jalan Medan Merdeka Selatan ini dimulai pada akhir tahun 2013. "Jadi pembangunan sekitar 30 bulan. Persiapan 8 bulan. Jadi 38 bulan. Dari jadwal saya melihat nanti tahun 2016 semuanya sudah terwujud," papar pria yang juga Waketum PD ini.
Agus menuturkan, awalnya pemerintah hanya menyetujui pembangunan perpustakaan setinggi 10 lantai dengan anggaran yang sudah disetujui Rp 200 miliar. Namun, akhirnya, DPR dan pemerintah menyepakati 24 lantai dengan asumsi biaya Rp 400 miliar.
Sementara, perpustakaan nasional yang berada di Salemba, Jakarta Pusat, masih tetap beroperasi. "Tapi pusatnya di sana (Jalan Merdeka). Nanti kalau sudah jadi, perpusnya viewnya monas, kota Jakarta. Insya Allah bisa berikan keteduhan bagi pembaca," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar